Senyum Pelangi

Biarlah Senyum Pelangi Kecil itu Merekah

Rabu, 21 Oktober 2015

“ Ujian Ramadhan “



           
Begitu berliku jalan kehidupan yang dilalui. Hingga manusia kadang tak sanggup memikul ujian yang Allah swt anugerahkan untuk mereka. Tapi, janji Allah swt itu pasti dan tak akan mungkin beliau pungkiri bahwa Dia tak akan memberikan ujian atau musibah hidup melebihi kesanggupan manusia.

            Didalam firman-Nya yang lain pun disampaikan bahwa setiap satu kesulitan akan ada banyak kemudahan. Tak boleh ada kata mengeluh. Allah punya skenario indah atas semuanya. Membimbingku menuju kedewasaan, mungkin itu suatu hal yang pasti dan mesti menjadi patokan atas hikmah yang akan Allah anugrahkan nantinya padaku. 

            Untuk my mother. Yang sabar ya ma. Jangan dengarkan omongan semua orang. Biarkanlah mereka mengatakan apa yang akan mereka katakan, karena sejatinya kita hanya punya dua tangan dan itu tidak akan mampu menutup semua omongan mereka tentang kita ma.

            Jadikanlah itu sebagai perubahan terbaik kita ma. Biarkanlah Allah yang membantu kita, kita tidak perlu berlelahan dalam upaya pembalasan terhadap apa yang mereka lakukan tapi cukup gandeng Allah swt. Allah yang menciptakan kita, yang tak akan pernah meninggalkan kita. Lewat kuasa Allah kita doakan yang terbaik untuk mereka ma. 

            Untuk my father. Pa semuanya tak perlu pakai emosi pa. Ku paham engkau tak ingin keluargamu sedikitpun terhina oleh orang lain. Tapi pa, semuanya tak akan bisa selesai dengan emosi sesaat. Percayalah pa.

            Kesampingkan emosimu sejenak pa, maafkan mereka. Karena memberi maaf dan meminta maaf sedikitpun tak akan membuat kita hina. Biarkan mereka menganggap kita apapun. Tidak penting mulia didepan manusia tapi hina di depan Allah pa. Justru sebaliknya, biarkan hina di depan manusia tapi mulia di depan Allah. Itu jauh lebih indah pa. Capek pa, kalau kita harus mengklarifikasi semuanya pada mereka. Cukup Allah yang akan menjadi penolong kita untuk mengklarifikasi semuanya.

            Semua manusia rentan akan perbuatan salah, tak dipungkiri juga kita pa, ma. Tak ada salahnya dan bahkan sudah semestinya kita untuk bermuhasabah dan intropeksi diri kita.

            Kita tidak boleh juga hanya melihat kesalahan orang lain semata. Ibarat pepatah “ gajah di pelupuk mata tidak tampak, namun semut di seberang lautan begitu jelas terlihat.

            Semuanya akan indah  pada waktuya. Percayalah Allah janjikan itu semua pada kita. Kadang Allah tak memberi apa yang kita inginkan tapi justru memberi apa yang kita butuhkan.
            Bersabarlah akan semuanya.
            Karena sabar juga bagian dari seberapa kuat sang iman yang tertanam dalam diri kita.

@Dek Aisy

           

Minggu, 28 Juni 2015

~ Kekagumanku ~



Dinginnya subuh, saat datang menyapaku....
Mengembalikan ingatan, akan kekaguman ku padamu.
Seolah aku baru menyaksikan kembali, , ,
Sosok kau yang begitu anggun dengan kecantikanmu.
Kau yang begitu teduh, tanpa sedikitpun ada hasrat kesombongan dalam dirimu.
Kau  yang mampu menebar cahaya digelapnya langit malam.
Ku tahu, betapa banyak orang yang mengangumimu.
Tapi, kenapa kau tak sedikit pun menampakkan wajah angkuh mu dihadapan ku.
Allah Sang Maha Kuasa yang menciptakanmu pun.
Mengabadikan namamu dalam surat cintaNya padaku.
Ku baca, Dia juga bersumpah demi namamu.
Bahkan namamu, Dia jadikan  bagian terbaik dari surat cintaNya yang kini jadi pedoman bagiku.
Bintang..
Sungguh, aku mengangumimu.
Sama seperti apa takjubnya  aku akan  Allah swt yang menciptakanmu.

Payakumbuh, Senin 29 Juni 2015
# 12 Ramdhan 1436 H